Pengertian Bimbingan Konseling dan Ruang Lingkup Bimbingan konseling

Pengertian Bimbingan Konseling dan Ruang Lingkup Bimbingan konseling
A. Pengertian BK
1. Pengertian bimbingan
Rumusan tentang bimbingan formal telah diusahakan orang setidaknya sejak awal abad ke-20, sejak dimulainya bimbingan yang diprakasai oleh frank parson pada tahun 1908. Sejak itu rumusam demi rumusan tentang bimbingan bermunculan sesuai dengan perkembangan pelayanan bimbingan itu sendiri sebagai suatu pekerjaan khas yang ditekuni oleh para peminat dan ahlinya. Berbagai rumusan tersebut dikemukakan sebagai berikut :
Bimbingan adalah sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan serta mendapatkan kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu. Bimbingan membantu individu untuk memahami dan menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan pendidikan, jabatan dan pribadi yang mereka miliki atau dapat mereka kembangkan, dan sebagai suatu bentuk bantuan yang sistematik melalui mana mahasiswa dibantu untuk dapat memperoleh penyesuaian yang baik terhadap sekolah dan terhadap kehidupan.Bimbingan membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.
Bimbingan merupakan proses membantu individu, membantu dalam arti tidak memaksa. Bimbingan tidak memaksa individu untuk menuju ke satu tujuan yang ditetapkan oleh pembimbing melainkan membantu mengarahkan individu kearah tujuan yang sesuai dengan potensinya secara optimal, pilihan dalam pemecahan masalah ditentukan oleh individu sendiri sedangkan pembimbing hanya membantu mencarikan alternative solusinya saja.
Makna bimbingan bisa diketauhi melalui akronim kata bimbingan sebagai berikut:
B ( bantuan )
I ( individu )
M ( mandiri )
B ( bahan )
I ( interaksi )
N ( nasehat )
G ( gagasan )
A ( asuhan )
N ( norma )
Jadi, dari keterangan pengertian bimbingan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksidan pemberian nasehat serta gagsan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Bimbingan lebih bersifat pencegahan daripada penyembuhan, dimaksudkan supaya individu atau sekumpulan individu dapat mencapai kesejahteraan hidup. (letak tujuan bimbingan yang sebenarnya).
2. Pengertian konseling
Secara etimologis istilah konseling berasal dari bahasa latin, yaitu consilium yang berarti dengan atau bersama yang dirangkai dengan menerima atau memahami.
Dibawah ini ada beberapa pengertian konseling :
Konseling adalah kegiatan di mana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman klien difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, di mana ia diberi bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan masalah itu. Konselor tidak memecahkan masalah untuk klien. Konseling harus ditujukan pada perkembangan yang progresif dari individu untuk memecahkan masalah-masalahnya sendiri tanpa bantuan.
Konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya dan untuk mencapai perkembangan optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya. Konseling kadang disebut penyuluhan adalah suatu bentuk bantuan konseling merupakan suatu proses pelayanan yang emlibatkan kemampuan professional pada member layanan.
Konseling adalah suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka anatara konselor dan klien yang berisi usaha yang laras dan manusiawi yang dilakukan dalam suasana keahlian dan yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku.
Sebagaimana makna bimbingan maka konseling juga bisa dimaknai dari akronim kata konseling sebagai berikut :
K ( kontak )
O ( orang )
N ( menangani )
S ( masalah )
E ( expert atau ahli )
L ( laras )
I ( integrasi )
N ( norma )
G ( guna )
Jadi, konseling dapat diartikan kontak atau hubungan timbal balik antara dua orang ( konselor dank lien ) untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian dan dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien.
Perbedaan BK, Psikolog, Psikiater, Psikoterapi dan Dokter
Profesi-profesi ini bergerak dalam bidang yang sama, mengkaji karakteristik jiwa. Jiwa adalah kajian yang abstrak, sehingga banyak pendekatan yang berbeda untuk menjelaskannya. Gangguan terhadap jiwa, dalam penanganannya tergantung pada pendekatan yang digunakan. Seorang psikolog, menggunakan pendekatan psikologi, seorang psikiater menggunakan pendekatan kedokteran, psianalis menggunakan pendekatan psikoanalisis, dan dukun menggunakan pendekatan perdukunan.
Secara keilmuan yang ilmiah (selain pendekatan perdukunan), pada umumnya orang kerap dibingungkan antara psikolog klinis dengan tiga istilah lain yaitu: psikoterapis, psikoanalisis dan psikiater. Mungkin perdukunan disini (khususnya di Indonesia), juga masih memegang pengaruh terutama di daerah-daerah terpencil.
Istilah-istilah diatas memiliki arti yang berbeda:
a. Konselor (BK)
Konselor sendiri adalah seseorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan konseling. Berlatar belakang pendidikan minimal sarjana strata 1 (S1) dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB), Bimbingan Konseling (BK), atau Bimbingan Penyuluhan (BP). Mempunyai organisasi profesi bernama Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKIN). Melalui proses sertifikasi, asosiasi ini memberikan lisensi bagi para konselor tertentu sebagai tanda bahwa yang bersangkutan berwenang menyelenggarakan konseling dan pelatihan bagi masyarakat umum secara resmi. Konselor bergerak terutama dalam konseling di bidang pendidikan, tapi juga merambah pada bidang industri dan organisasi, penanganan korban bencana, dan konseling secara umum di masyarakat. Khusus bagi konselor pendidikan yang bertugas dan bertanggungjawab memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik di satuan pendidikan (sering disebut Guru BP/BK atau Guru Pembimbing), ia tidak diwajibkan mempunyai sertifikat terlebih dulu. Profesi ini lebih banyak berkiprah di bidang pendidikan umum, pekerja sosial, pendidikan khusus seperti SLB dan beberapa jenis terapi seperti anak autis.
b. Psikolog
Psikolog adalah gelar profesi yang diberikan kepada seseorang yang sudah lulus sarjana Psikologi. Biasanya setelah lulus S1 Psikologi perlu waktu satu setengah tahun hingga dua tahun menyelesaikan gelar profesi Psikolog.
Seorang psikolog ada yang bekerja atau praktek sebagai psikologi klinis di rumah sakit. Selain itu ada psikolog dengan spesialisasi psikologi industri dan organisasi dan psikologi pendidikan. Psikolog industri dan organisasi biasanya bekerja di bagian Human Resources and Development (HRD). Sedangkan Psikolog pendidikan berkecimpung di dunia pendidikan, seperti konselor di sekolah.
Psikolog biasanya menggunakan pendekatan sosial dari permasalahan kejiwaan. Mereka mempelajari aspek sosial dari individu tersebut, seperti keluarga, norma masyarakat dan agama. Dalam menentukan diagnosa dan penyebab, mereka akan melakukan wawancara dengan klien dan keluarganya. Kalau psikiater memberikan obat atau medikasi medis, maka psikolog menggunakan pendekatan konseling intervensi, terapi tertentu hingga alat tes.
Untuk membantu diagnosa, psikolog terkadang menggunakan bantuan tes-tes psikologi. Fungsinya untuk membantu psikolog dalam menentukan diagnosa. Untuk menyembuhkan atau menghilangkan permasalahan kejiwaan, psikolog menggunakan terapi konseling dan intervensi. Jenis tes itu antara lain tes IQ, minat, bakat, karir, tes kepribadian, dll.
c. Psikiater
Seorang psikiater adalah dokter yang sudah mengambil spesialis kedokteran jiwa. Gelar mereka biasanya ditulis dr. Nama, SpKJ. Contoh, dokter Andri SpKj yang juga kompasianer, dibelakang namanya ada SpKj. Singkatan: Spesialis Kedokteran Jiwa. Setelah lulus sarjana kedokteran (dokter Umum) seseorang yang hendak menjadi psikiater harus mengambil keahlian bidang psikiatri sekitar lima tahun. Baru layak menyandang gelar spesialisasi Psikiater.
Psikiater bertugas memberikan konsultasi seputar kesehatan jiwa. Sebab mereka dilengkapi dengan pelbagai kemampuan baik konseling dan psikoterapi. Mereka belajar keahlian ini (dihitung dari S1) selama sepuluh tahun, bahkan bisa lebih.
Disamping itu psikiater berhak memberikan (resep) obat kepada pasien atau klien. Psikolog dan konselor sama sekali tidak berhak mengeluarkan resep. Psikiater masing-masing juga melengkapi dengan keahlian khusus sesudah tamat dari spesialisasi, baik di dalam hingga ke luar negri. Sayangnya jumlah Psikiater di Indonesia masih minim alias kurang memadai, yakni hanya sekitar 600 Orang. Banyak daerah kabupaten yang belum memiliki psikiater.
d. Psikoterapi
psikoterapi adalah terapi atau pengobatan yang menggunakan cara-cara psikologik, dilakukan oleh seseorang yang terlatih khusus, yang menjalin hubungan kerjasama secara profesional dengan seorang pasien dengan tujuan untuk menghilangkan, mengubah atau menghambat gejala-gejala dan penderitaan akibat penyakit. Definisi yang lain yaitu bahwa psikoterapi adalah cara-cara atau pendekatan yang menggunakan teknik-teknik psikologik untuk menghadapi ketidakserasian atau gangguan mental.
Psikoterapi bertujuan memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distres) pada salah 1 pihak karena tidak berfungsinya / ketidakmampuan pada fungsi kognitif, afeksi atau perilaku, dengan terapis berusaha mengembangkan memelihara atau mengubahnya dengan menggunakan metode2 sesuai pengetahuan & skill, serta bersifat profesional & legal.
e. Dokter
Dokter adalah seseorang yang karena keilmuannya berusaha menyembuhkan orang-orang yang sakit. Tidak semua orang yang menyembuhkan penyakit bisa disebut dokter. Untuk menjadi dokter biasanya diperlukan pendidikan dan pelatihan khusus dan mempunyai gelar dalam bidang kedokteran.
Untuk menjadi seorang dokter, seseorang harus menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran selama beberapa tahun terggantung sistem yang dipakai oleh Universitas tempat Fakultas Kedokteran itu berada.
Di Indonesia Pendidikan Dokter mengacu pada suatu Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia (KIPDI). Saat ini digunakan KIPDI III yang menggunakan sistem Problem Based Learning
Pendidikan dokter di Indonesia membutuhkan 10 semester untuk menjadi dokter, 7 semester untuk mendapatkan gelar sarjana (Sarjana Kedokteran/S.Ked) ditambah 3 sampai 4 semester kepaniteraan klinik senior atau ko-asisten (clerkship) di Rumah Sakit.